Saya cukup kagum ketika melihat area pertanian yang luas di sini. Pertama kali saya melihatnya dalam perjalanan dari Paris ke Nancy dengan naik TGV (Train de Grande Vittesse). TGV adalah salah satu alat transportasi kereta rel dengan kecepatan tinggi (grande vittesse). Semacam Shinkanshen-nya di Jepang. Konon negara-negara yang mempunyai kereta dengan teknologi yang sama adalah Jerman dan China. Untuk perjalanan Paris Nancy yang mungkin sekitar 400-500 km  bisa dicapai dengan waktu 1 jam 40 menitan. Jadi memang ini kereta cepat dengan tarif sekali jalan bisa 50-60 Euro atau sekitar 700-720 ribu Rupiah.

Tapi yang saya tidak mengerti, sepertinya ongkos segitu tidaklah mahal untuk orang-orang sini. Sebab saya lihat banyak orang pekerja yang menggunakan jasa TGV ini. Sepertinya mereka dari golongan masyarakat biasa. Mungkin tarif segitu sama dengan kerja setengah hari untuk pekerjaan biasa di sini? Saya tidak tahu.

Yang menarik, di sepanjang jalan saya melihat hamparan ladang gandung yang sangat luas. Tampak pohon-pohon gandum menguning, sepertinya sudah saatnya dipanen. Selain gandum, yang tampak juga ada pohon semacam gandum, mungkin sereal atau apa. Selain itu ada juga jagung dan bunga matahari. Semuanya ditanam di area yang sangat luas. Saya tidak tahu apakah ini milik perorangan atau pemerintah.

Yang menarik lagi, saya tidak menemukan selokan-selokan tempat mengalirkan air seperti sawah-sawah di negara kita. Saya jadi bertanya, sistem pengairan semacam apa yang dilakukan? Di beberapa tempat tampak ada sejumlah air yang memancar di sela-sela tanah pertanian. Saya pikir, apa seperti ini sistem pengairan mereka dengan membuat jaringan selang-selang untuk mengalirkan air. Jika demikian, betapa besarnya jaringan itu.

Sepulang dari perjalanan ekskursi dari Chambord, Cheanonceau dan Bagnoles de l’Orne, saya pun melihat “benda aneh” di tengah-tengah tanah pertanian. Dia berupa bangunan tegak berwarna putih dengan baling-baling yang besar. Seperti kincir air yang ada di Belanda, tetapi ini tampak lebih modern dan sepertinya digerakkan oleh angin. Apakah ini adalah alat untuk mengubah energi angin menjadi energi tertentu? Energi listrik misalnya. Mungkin bapak-bapak dan ibu-ibu DPR bisa studi banding ke sini untuk cari tahu apa yang mereka lakukan, sebab kita harus sudah mencari penghasil energi alternatif selain yang dihasilkan oleh BBM.

Selain tanah pertanian, saya pun melihat banyak hewan sapi, baik yang berwarna coklat, putih dan belang-belang. Sepertinya dua jenis yang pertama untuk hewan potong dan yang belang adalah sapi penghasil susu. Tapi yang pasti badannya besar-besar. Sebesar orang-orang di sini. Sama besarnya dengan menu daging yang diberikan di sini di Resto-U sewaktu makan siang.

Dan di sini sepertinya, sektor pertanian sangat dilindungi oleh pemerintah. Saya pernah baca di sebuah buku bahwa di negara maju manapun, sektor pertanian menjadi pondasi utama dan sangat dilindungi pemerintah. Dan saya tidak melihatnya di negara kita. Apakah karena negara kita belum maju? Atau karena negara kita tidak tahu bahwa kalau ingin maju harus punya pondasi pertanian yang kuat dan dilindungi? Wallahu’alam. Yang saya tahu, sektor pertanian di negara kita termasuk yang tidak diminati oleh anak-anak muda. Bagaimana tentang ketahanan pangan di kemudian hari? Apalagi konon katanya kita sudah menjadi pengimpor beras terbesar di dunia. Ironi!

Nancy, 14 Juillet 2012

—oOo—